Kamis, 23 Februari 2012

Beginners

Didasarkan pada kisah nyata dari sutradara Mike Mills (Thumbsucker, 2005) mengenai hubungannya dengan sang ayah, Beginners adalah sebuah drama komedi romantis yang berkisah tentang kekeluargaan, persahabatan, percintaan, rasa kehilangan dan bagaimana cara untuk memulai kembali sebuah kehidupan dengan cara yang mampu membuat kita menghargai arti kehidupan itu sendiri. Jelas bukanlah sebuah tema penceritaan yang baru. Namun, lewat cara unik yang dihadirkan Mills dalam menceritakan Beginners, mulai dari penataan naskah cerita, editing gambar, penambahan tata musik yang mampu memberikan tingkatan emosional yang lebih tinggi serta dukungan dari penampilan akting apik dari para jajaran pemeran film ini, Beginners berhasil tampil menjadi film sederhana yang hangat dan cukup mampu menyentuh hati setiap penontonnya.
Beginners dibuka dengan serangkaian gambar yang diiringi dengan narasi yang dibacakan oleh Oliver (Ewan McGregor) yang menceritakan bahwa dirinya baru saja kehilangan sang ayah, Hal (Christopher Plummer), yang meninggal dunia akibat penyakit kanker di usianya yang telah mencapai 75 tahun. Meninggalnya Hal terjadi tepat empat tahun setelah dirinya mengaku pada Oliver bahwa dirinya adalah seorang homoseksual, sebuah pengakuan yang ia lakukan pada Oliver beberapa hari setelah kematian istrinya, Georgia (Mary Page Keller), yang juga merupakan ibu kandung Oliver. Beginners berjalan dengan alur maju dan mundur, dimana film ini kemudian berjalan mundur dan mengisahkan bagaimana Hal di masa empat tahun terakhir hidupnya, berusaha menjadi dirinya yang sebenarnya, seorang pria yang menyukai sesama pria secara seksual dengan terlibat di berbagai kegiatan sosial kaum homoseksual serta akhirnya merasa jatuh cinta dengan seorang pria, Andy (Goran Višnjić), yang berusia jauh lebih muda dari dirinya.
Tidak melulu mengisahkan mengenai kehidupan Hal, Beginners juga melirik kehidupan Oliver di masa ketika ia sedang dirundung duka akibat meninggalnya sang ayah. Pengakuan sang ayah bahwa dirinya adalah seorang homoseksual, dan kini sedang terlibat percintaan dengan seorang pria lain, telah mengubah cara pandangnya terhadap sang ayah maupun kepada kehidupan yang ia jalani selama ini. Di saat yang sama, Oliver berkenalan dengan Anna (Mélanie Laurent), seorang aktris asal Perancis yang juga memiliki berbagai permasalahan yang menyangkut kehidupan pribadinya. Perkenalan antara Oliver dan Anna kemudian menjadi sebuah lembaran baru tersendiri dalam kehidupan Oliver. Lembaran dimana akhirnya ia berusaha untuk mempercayai arti sebuah kata cinta dan belajar untuk membagi kehidupannya dengan orang yang dicintai dan mencintainya.
Walau sebenarnya memiliki tema penceritaan yang sudah terasa begitu familiar – sekumpulan karakter yang berusaha mengenal arti cinta dan menghargai arti kehidupan yang sebenarnya dengan orang-orang yang mereka cintai – Mike Mills menghadirkan sebuah cara yang cukup eksperimental dalam mengisahkan Beginners. Tidak hanya mengandalkan kemampuannya dalam mengarahkan para pengisi departemen akting film ini, beberapa kali, Mills mencoba menghadirkan narasi cerita Beginners melalui pilihan gambar dan warna yang menyimbolkan satu masa tertentu yang dimunculkan dalam jalan cerita Beginners. Menarik. Namun terkadang hal tersebut justru memutuskan aliran emosional yang coba ditumbuhkan Mills antara penonton dengan karakter-karakter yang dihadirkan dalam jalan cerita film ini. Hal tersebut terjadi beberapa kali yang akhirnya membuat Beginners kurang begitu mampu untuk tampil spektakuler dalam penyampaian sisi emosional kisahnya.
Di sisi lain, cara penceritaan eksperimental Mills juga diterapkan pada hubungan yang terbentuk antara karakter Oliver dengan Arthur, anjing Jack Russell milik mendiang sang ayah. Mills menggambarkan kedekatan hubungan antara Oliver dan Arthur dengan membuat dua karakter yang berasal dari dua dunia yang berbeda ini mampu saling berkomunikasi walau dengan penggunaan bahasa yang berbeda. Mills menghadirkan deretan dialog bagi Arthur yang kemudian mampu dipahami oleh Oliver. Cara penceritaan yang cukup unik, namun terbukti berhasil menciptakan momen-momen manis sekaligus menggelikan dalam Beginners.
Bebricara mengenai departemen akting, Mills mendapatkan kualitas penampilan akting kelas atas dari para jajaran pemerannya. Ewan McGregor, Christopher Plummer, Mélanie Laurent dan Goran Višnjić memberikan penampilan yang alami dan sama-sama dengan kekuatan yang seimbang antara satu sama lain. Penampilan mereka juga berhasil untuk mengisi masing-masing karakter dengan terciptanya sebuah chemistryBeginners juga muncul dari tata editing gambar yang sepertinya terus-menerus melemparkan penontonnya ke dalam berbagai situasi kisah, namun tetap mampu menjaga narasi cerita untuk terus bergulir. Sama halnya dengan tata musik arahan Roger Neill, David Palmer dan Brian Reitzell yang mampu tampil menghadirkan tambahan tingkatan emosional ke dalam jalan cerita Beginners yang erat dan meyakinkan. Kekuatan yang sedang berjalan.
Pilihan Mike Mills untuk menceritakan Beginners dengan mengajukan beberapa teknik penceritaan yang tidak konvensional serta bergantung pada tata editing untuk memperkuat garis kisah cerita yang ingin ia sampaikan memang terbukti beresiko untuk mengurangi kedalaman emosional yang seharusnya dapat disampaikan film ini kepada para penontonnya. Pun begitu, lewat tata produksi yang apik serta penampilan para jajaran pemerannya yang mampu menghadirkan kemampuan akting yang begitu prima, Beginners adalah sebuah cara penyajian yang berbeda akan sebuah jalan cerita yang familiar, namun tetap mampu menghadirkan momen-momen yang akan menyentuh setiap penontonnya.

Crazy Little Thing Called Love #uups

Masihkah Anda dapat mengingat masa dimana Anda mulai tertarik dengan sesorang dan merasa jatuh cinta kepadanya? Masa dimana Anda akan melakukan berbagai hal untuk dapat menarik perhatian orang yang Anda sukai — mulai dari melakukan berbagai hal cheesy seperti menyukai segala hal yang ia sukai hingga berusaha menjadi sosok yang selama ini berbeda dari kepribadian yang selama ini Anda tampilkan. Cinta memang sebuah kekuatan yang aneh. Pada beberapa orang, cinta dapat memberikan sebuah pengaruh buruk. Namun untungnya, pada banyak orang lainnya, cinta membuat mereka untuk menjadi sesosok manusia yang lebih baik bagi orang yang mereka cintai.
Dalam Crazy Little Thing Called Love, seorang gadis berusia 14 tahun, Nam (Pimchanok Luevisetpaibool), untuk pertama kalinya merasakan adanya getaran cinta di dalam hatinya kepada salah seorang seniornya, Chon (Mario Maurer). Masalahnya, dengan wajah Chon yang sangat tampan — dan ditambah dengan kepribadian yang menarik serta kemampuan olahraga yang mengagumkan — Nam bukanlah satu-satunya gadis di sekolah tersebut yang jatuh hati terhadap Chon. Dengan wajah dan kepribadian yang biasa saja, jelas Nam bukanlah seorang kontender favorit yang dapat memenangkan hati Chon. Dengan bantuan teman-temannya, dan sebuah buku yang berisi berbagai metode untuk mendapatkan hati seorang pria, Nam mulai melakukan berbagai prubahan pada dirinya. Suatu perubahan yang secara perlahan, tanpa disadari Nam, malah membuatnya menjadi seorang yang lebih baik dari sebelumnya.
Ya… jalan cerita Crazy Little Thing Called Love sangatlah sederhana dan cenderung cheesy. Sama sederhana dan cheesy-nya dengan pengalaman siapapun pada saat mereka sedang mengalami jatuh cinta untuk pertama kalinya. Dengan jalan cerita yang sangat familiar, jelas keunggulan utama film ini bukan berada pada departemen penulisan naskah. Walau begitu, naskah cerita yang ditulis oleh dua sutradara film ini, Putthiphong Promsakha na Sakon Nakhon dan Wasin Pokpong, sama sekali tidak buruk mengingat mereka berhasil memadukan jalan cerita yang sederhana dan familiar tersebut dengan elemen komedi yang banyak tercermin dari dialog-dialog yang segar di sepanjang film ini serta, tentu saja, kisah cinta yang mampu menyentuh siapapun yang pernah merasakan jatuh cinta itu sendiri. Cukup manis huh?
Sama seperti film-film drama komedi sejenis yang mengisahkan mengenai transformasi seorang karakter yang biasa saja pada awalnya menjadi seorang karakter yang menarik di akhir cerita, Crazy Little Thing Called Love juga berjuang untuk mempertahankan sisi menarik kisahnya ketika sang karakter utama telah berubah menarik. Sayangnya, usaha ini dapat dikatakan kurang begitu dapat dieksekusi dengan baik ketika bagian pertengahan film ini terasa sedikit hambar jika dibandingkan dengan bagian sebelumnya. Plot cerita tambahan mengenai guru Nam, Inn (Sudarat Budtporm), yang dikisahkan mengejar perhatian guru lainnya, juga kurang berhasil mengisi kekosongan ruang dalam film ini dan seringkali hanya terasa sebagai perulangan kisah cinta Nam namun berasal dari karakter yang lebih dewasa.
Letak keberhasilan utama Crazy Little Thing Called Love dalam menyampaikan jalan ceritanya adalah karena sutradara film ini berhasil mendapatkan jajaran pemeran yang mampu dengan sangat baik menghidupkan setiap karakter yang mereka bawakan, khususnya Pimchanok Luevisetpaibool yang berhasil memerankan karakter Nam dan menjadikannya sebagai sesosok karakter yang sangat menyenangkan di balik seluruh keluguannya dalam mengenal cinta pertamanya. Karakter Nam sendiri menjadi terasa begitu hidup berkat dukungan tiga karakter sahabatnya yang selalu dapat diandalkan dalam memberikan berbagai adegan komedi untuk film ini.
Sebagai lawan main Pimchanok Luevisetpaibool, aktor muda, Mario Maurer, memang sangat tepat untuk memerankan Chon yang menjadi idola seluruh gadis di sekolahnya. Walau sepertinya hal tersebut tidak membutuhkan kemampuan akting yang terlalu mendalam, penampilan Maurer sebagai Chon tidak sepenuhnya mengecewakan. Setidaknya ia juga berhasil dalam menampilkan sisi sensitif karakternya yang datang ketika karakter tersebut berhubungan dengan masalah masa lalu sang ayah atau perjuangannya dalam berusaha untuk membuktikan kemampuannya dalam bidang fotografi dan sepakbola.
Seperti film-film drama komedi romansa remaja karya John Hughes di tahun 1980-an, Crazy Little Thing Called Love cukup mampu menuturkan sebuah kisah cinta pertama yang familiar dengan ritme komedi yang sangat menghibur. Durasi yang mencapai 118 menit memang sedikit terlalu panjang mengingat beberapa adegan di film ini justru terasa hambar akibat eksekusi atas jalan cerita yang dilakukan terlalu berlebihan dan bertele-tele. Beberapa karakter dan plot cerita tambahan juga kurang begitu mampu dikembangkan dengan baik, walaupun setiap pemerannya berhasil memberikan gambaran yang cukup baik atas karakter yang mereka perankan. Bukan sebuah karya yang istimewa namun cukup berhasil menjadi sebuah hiburan yang menyegarkan.

Sabtu, 18 Februari 2012

GAGAL

Alangkah besar apa yang bisa diajarkan oleh kegagalan hidup tentang diri
kita! Mereka yang memetik pelajaran dari kesalahannya bisa kembali dengan
keadaan yang lebih kuat daripada sebelumnya.
Anda mungkin pernah gagal dalam karier anda. Satu-satunya cara untuk
menghindari kegagalan adalah tidak pernah berusaha mengejar sukses; tetap
tinggal di tempat anda sekarang. Sebenarnya anda bisa memetik pelajaran dari
kegagalan, memikirkan apa yang tidak beres dan memperbaikinya. Anda
mempunyai kekuatan untuk berubah. Bahkan seorang yang sukses seperti Samuel
Beckett, penulis lakon sandiwara paling terkemuka di abad kedua puluh ini,
pernah menulis bahwa dia merasa tidak asing lagi dengan kegagalan, “setelah
bernafas dalam-dalam dengan udaranya yang menggairahkan hidup.”
Penelitian cermat terhadap kekalahan sangat penting. Anda harus menghadapi
kegagalan untuk menghindari kemungkinan mengulanginya. Berdasarkan wawancara
dengan hampir 200 orang yang telah berhasil mengatasi kegagalan karier yang
besar, berikut ada enam alasan paling umum untuk kegagalan. Siapa pun anda,
mungkin anda menemukan diri anda dalam daftar ini.
1–Kurangnya Ketrampilan Sosial.
Kebanyakan orang yang kurang memiliki ketrampilan sosial beralasan bahwa
“politik kantor”-lah penyebab kegagalan mereka. Namun, politik kantor tak
lebih dari interaksi normal antara para karyawan. Bila anda mendapat
kesulitan dengan “politik kantor”, mungkin anda benar-benar mempunyai
kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain. Kebanyakan karier melibatkan
orang lain. Seberapa pun hebatnya intelegensi akademis anda, tetaplah anda
perlu memiliki intelegensi sosial, (misal, kemampuan mendengarkan, peka
terhadap perasaan orang lain, memberi dan menerima kritik dengan baik).
Orang yang memiliki intelegensi sosial tinggi mengakui kesalahan mereka,
berjalan terus dan tahu bagaimana membina dukungan tim. Intelegensi sosial
adalah ketrampilan yang bisa diperoleh dengan banyak berlatih.
2–Tidak Cocok.
Mungkin anda sama sekali tidak gagal, hanya menderita suatu kasus
ketidakcocokan. Sukses memerlukan kecocokan antara kemampuan, kepentingan,
kepribadian, daya dan nilai-nilai dalam pekerjaan anda. Bila anda merasa
tidak cocok, maka jangan ragu untuk meninjau perilaku pekerjaan dan
menyesuaikan atau mengubah pekerjaannya. Bagi beberapa orang, pokok
persoalannya adalah seberapa besar resiko yang berani diambil.
3–Tidak Adanya Komitmen.
Sesuatu yang dilakukan setengah-setengah meningkatkan kemungkinan gagal.
Khayalan ketakutan akan kegagalan yang menimpa orang yang tidak punya
komitmen dapat menyebabkan ia menghindari kegagalan dengan tidak melibatkan
diri secara emosional. Selain itu, kurangnya penghargaan pada diri sendiri
merupakan penyebab dasar kegagalan. Untuk bisa ambil bagian dalam sukses,
anda harus yakin bahwa anda bisa melakukannya.
4–Fokus yang Terlalu Tersebar.
Beberapa orang melakukan terlalu banyak kegiatan sehingga akhirnya tidak
melakukan satu pun secara baik. Fokuskan kembali diri anda pada apa yang
paling baik dilakukan. Sadarilah keterbatasan anda, tetapkan prioritas, dan
susun organisasi usaha anda, merupakan hal-hal pokok untuk mencapai suskes.
5–Rintangan Tersembunyi
Kadang-kadang banyak rintangan tersembunyi yang sulit diperangi. Misal,
umur, diskriminasi jenis kelamin dan ras. Anda harus meninjau kembali,
berdasarkan analisa yang benar mengenai situasi, untuk merebut kembali
kontrol atas kehidupan dan masa depan anda.
6–Kemalangan.
Kadang-kadang suatu peristiwa terjadi dan anda tidak bisa menghindarinya.
Apa yang dapat anda lakukan? Pertama, jangan menyalahkan diri sendiri kalau
peristiwa itu terjadi. Kedua, ingat bahwa anda selalu memiliki pilihan,
walaupun pilihan itu tidak terlihat jelas.
Kesempatan datang silih berganti, dan arah yang anda tetapkan mungkin bisa
berubah lagi. Tetapi kalau anda bisa berpikir jernih mengenai kegagalan,
kalau anda meyadari bahwa anda adalah seorang yang selalu punya pilihan,
maka anda akan bisa mengatasi sebuah pelajaran yang berharga.
Mengapa orang yang pintar pun bisa gagal? Mereka bisa saja gagal karena
banyak alasan. Tetapi kegagalan bukanlah yang menjadi pokok persoalan. Orang
yang paling baik punbbisa mengalami kegagalanb,. Yang penting adalah
bagaimaan kita ememtik pelajaran dari kegagalan kita. Apa ciri khas yang
menonjol dari orang yang ebnar-benar pintar? Mereka memetik pelajaran.
(diadaptasi dari “Mengapa Orang Pintar Bisa Gagal”, Carole Hyatt dan Linda
Gottlieb)

Evan Williams: penemu istilah 'Blogger' dan Twitter

Siapa yang berani menyalahkan Evan Williams. Para konglomerat yang telah menggelontorkan ratusan dolar pun tak sanggup menyalahkan Williams.
Ia masih belia. Usianya baru 37 tahun. Sejarah Internet sudah dua kali menulis namanya dengan tinta emas. Dialah penemu istilah “blogger” sekaligus pencipta situs Blogger.com–yang akhirnya dibeli Google. Dia pula peletak fondasi situs mikroblog, yang cuma mengandalkan komunikasi dengan 140 huruf, yakni Twitter.
Sudah tiga tahun, sejak Williams dan Biz Stone mendirikan Twitter pada 2006, Twitter belum mencetak uang. Tapi itu tak membuatnya panik setitik pun.

“Ini menggelikan,” kata William dengan tawa renyah. “Semua orang bertanya, bisnis macam apa ini.” Tiga tahun bekerja, tiga tahun menyedot perhatian puluhan juta pengguna, tapi mereka tak menghasilkan uang. Kalau orang Betawi melihat bisnis dua lelaki yang tak lulus kuliah itu pasti geleng-geleng dan berkata. “Bahkan jualan kambing bandot pun lebih jelas model bisnisnya.”
Tapi Twitter jelas bukan bisnis ala pedagang kambing akikah. Hari ini memborong kambing, besok atau lusa melegonya. “Mencetak uang bukanlah prioritas tertinggi jika Anda membangun bisnis dengan nilai yang bisa bertahan dalam jangka panjang,” kata William.
Selama tiga tahun berdiri ini, Twitter lebih terlihat sebagai sensasi kultural ketimbang sebuah bisnis. Twitter telah meraih 55 juta pelanggan–lima negara terbanyak penggunanya adalah Amerika Serikat, Inggris, Brasil, Spanyol, dan Indonesia (sungguh mengejutkan!). Mereka berkomunikasi dari urusan remeh-temeh, seperti @sherinamunaf (ini nama akun di Twitter) yang asyik meledek pacarnya @radityadika, sampai urusan gempa di Padang, protes di Iran, dan bantuan untuk banjir di Filipina. Williams dan Stone tak terlihat terburu-buru menyulap situs itu menjadi mesin uang.
Mungkin Williams dan Stone mengikuti jejak Google. Goliath Internet itu selama bertahun-tahun tak jelas model bisnisnya. Memasang iklan baris–betapa kunonya sebenarnya dibandingkan dengan iklan banner ala Yahoo!–selama bertahun-tahun tanpa tujuan yang jelas. Google juga membeli situs blog, Blogger, milik Williams walau tak ada pengiklan yang mau pasang. Sebelum mereka untung, Google akhirnya meraih kucuran modal ventura sebesar US$ 25 juta (sekitar Rp 235 miliar) pada 1999.
Prestasi Twitter lebih baik daripada Google pada 1999. Saat ini mereka telah mendapat gerojokan modal US$ 100 juta (Rp 940 miliar). Para pemodal itu ternyata juga tak kalah “gendeng”. Mereka tak meminta Twitter segera untung. “Saya lebih tertarik memikirkan bagaimana kami meraih 100 juta atau lebih pelanggan ketimbang berpikir cara mendapatkan uang,” kata Fred Wilson, pemilik Union Square Ventura, sekaligus pendukung pertama Twitter. Wow, betapa nikmatnya.
Mengapa di Indonesia tak banyak orang “gendeng” yang berani membiayai inventor-inventor belia seperti di Negeri Abang Sam sono, ya? Seandainya di Indonesia ada orang seperti Fred Wilson ataupun pemodal-pemodal yang membiayai Bill Gates atau Steve Jobs, Indonesia tak akan cuma jadi “target pasar” inovasi seperti Microsoft, Facebook, dan Twitter. Situs koprol.com mungkin bisa seterkenal Twitter. Pesta Blogger 2009 akan penuh anak-anak muda dengan otak brilian.

Kenapa orang jepang pintar?


Orang Jepang dikenal dengan kecerdasan dan kedisiplinannya.Selain suka mengkonsumsi makanan yang kaya protein,orang Jepang juga dikenal suka melakukan latihan otak yang dapat meningkatkan IQ (Intelligence Quotient) dan membuat otak terus aktif.

Popularitas latihan otak dari Jepang dimulai sejak tahun 2005 dengan permainan Nintendo Brain Age dan teka-teki seperti Sudoku.Anak-anak hingga manula mulai bermain game-game ini untuk meningkatkan memori,IQ dan membuat otak lebih aktif.

Kini,para pendidik dan ilmuwan di Jepang telah menyusun sejumlah latihan otak dan beberapa permainan yang dirancang untuk meningkatkan otak, yang bisa dilakukan anak-anak, orang dewasa dan manula.

Dilansir dari Livestrong, Selasa (3/8/2010), berikut beberapa latihan otak yang serig dilakukan orang Jepang:

1. Brain Age
Mengingat banyaknya orang usia lanjut di Jepang, Dr Ryuta Kawashima dari Tohoku University of Medicine memutuskan untuk menciptakan suatu permainan yang dapat mengembalikan kelincahan mental warga lanjut usia di Jepang.

Kawashima menciptakan video game yang dapat digunakan untuk meningkatkan penalaran mental dan bahasa. Penelitiannya menciptakan game Nintendo, Brain Age. Brain Age memiliki komponen yang menguji dan meningkatkan kemampuan matematika, kemampuan memori serta kemampuan yang meningkatkan jalur saraf.

2. Sudoku
Sudoku adalah puzzle Jepang yang melatih sisi penalaran dan analisis otak. Sudoku dipopulerkan oleh Nikoli Puzzle Company pada tahun 1986 dan menjadi populer di seluruh dunia pada tahun 2005. Puzzle Sudoku terdiri dari kotak persegi 9×9, yang mana setiap baris berisi nomor 1 sampai 9.


sumber : @lintasberita